Di bawah gemerlap malam yang terselimuti awan hitam.
Sejenak ku ingin menggelar malam dan terangkul dalam dekapanmu.
Di sana ku lihat kau di tengah rintihan syair-syair cinta yang masih terselubung.
Aku pun menghampirimu dan kau pun menebarkan sajak malam puisi cinta.
Desiran angin pun berhembus kencang menembus tulang.
Mataku terkedip seketika dan saat ku buka kau telah terbawa beserta debu.
Dan kau pun hilang.
Ku biarkan malam menghanyutkanmu, ku menyesal.
Siapa peduli ketika semi tak lagi menepi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar